Bayar Dua Lima Puluh Dapet Tujuan Hidup

Daily writing prompt
What are your thoughts on the concept of living a very long life?

Halo Pembaca,

Jumpa lagi dalam renungan-renungan sambil ngopi.

Ada orang bilang, kalau kita sedang stress dengan kehidupan, coba rasakan pahit, manis, asin makanan. Kalau kita lupa merasakan makanan kita pelan-pelan bisa jadi kita terlalu sibuk dengan pikiran kita sampai melupakan pemberian Tuhan hari ini.

Kemarin pertama kalinya Aga dapat kesempatan seharian di rumah, sambil melihat anak laki-lakiku yang gemoy lagi gunting-gunting papercraft, Aga bikinkan dia teh hangat didampingi apel madu favoritnya. Sefavorit itu sampai dia celupkan ke dalam teh dan mengklaim rasanya jadi lebih manis dan hangat. Aga paham dia lelah semingguan ini beradaptasi dengan sekolah dan kegiatan Aga. Tidak banyak anak kecil yang suka di rumah saat libur, termasuk anakku. Tapi karena di luar terlalu sering dia jadi ingin di rumah hari itu.

Saat menemani anak, Aga membaca sebuah platform iklan di internet yang menawarkan pelayanan untuk ketenangan jiwa hanya dengan membayar 250.000 rupiah saja. Disitu tertulis, sang terapis akan memandu peserta untuk memperoleh tujuan hidup. Itu yang Aga pertanyakan saat umur 20 awal. Seharusnya dulu Aga daftar pelayanan ini ya, karena Aga baru tahu apa tujuan hidup Aga saat ini.

Apa yang Aga perlukan sudah ada di sekitar Aga, tapi Aga tahu satu hal. Tujuan hidup itu untuk survive, sampai akhirnya kita bertemu garis akhir dan dipertanyakan kegiatan apa saja saat hidup yang telah kita lakukan. Dan survive kenyataannya tidak hanya untuk orang yang tidak punya penghasilan. Jika penghasilan per hari 5 miliar apa Aga bisa survive dari kegiatan penumpukan barang dan harta yang tidak terpakai? Apa bisa menjadikan semua itu ladang amal? Apa bisa menahan nafsu? Apa bisa memberi lebih banyak? Apa bisa selamat saat hisab nanti? Apa rasa syukurnya akan sama saat makan pagi dengan nasi uduk dan makan pagi dengan wagyu A5? Apa Aga berhasil menumbuhkan anak Aga untuk selalu istiqomah? Malah katanya harta adalah rejeki yang paling kecil yang diberi oleh Allah. Justru karunia besar yang diberikan Allah tidak pernah kita rasakan karena kita sudah terbiasa dengan karunia itu sejak lahir, mungkin.

Dan apakah jika Aga diberi umur 100 tahun, akan Aga rayakan dengan menjadi terus bermanfaat untuk orang lain atau ternyata hidup Aga dari umur 0 – 100 tahun hanya mengambil manfaat dari orang lain. Naudzubillah. Semoga kita semua bisa menjaga kesehatan fisik dan pikiran agar tidak jadi beban orang lain di sisa umur kita dan menjadi manusia yang bermanfaat sampai kita tutup usia. Aamiin.