Setelah Tahu Susahnya Jadi Pimpinan.

Daily writing prompt
Are you a leader or a follower?

Ada yang bilang gini waktu Aga baru masuk di kantor jadi anak baru. Ini disampaikan saat Aga baru diterima bekerja dan di ujung wawancara.

“Kalau kamu setiap hari bikin salah tapi kamu ngomong karyawanmu harus benar, kamu ga akan bisa bikin mereka benar. Karena pimpinan yang bisa jadi teladan aja tuh susah bikin karyawan nurut apalagi yang tidak. Dan kamu harus berani tidak disukai orang.”

Setelah 3 tahun jadi karyawan akhirnya tibalah saat naik jabatan dan omongan si Bapak saat wawancara beneran di depan mata. Aga mengalami sendiri tuh yang namanya dideketin banyak orang, dibisikin ini itu. Tapi Aga ingat pimpinan Aga waktu itu bilang Aga harus berani. Berani itu deg deg an tau. Aga sampai takut nanti kayak pimpinan di seberang kantor Aga yang gara-gara mendisiplinkan karyawannya, rumahnya dikirimin santet, padahal dia udah geregetan itu karyawan ke kantor telatnya ga main-main, bisa 3 jam. Haduh haduh…..

Akhirnya ya tetap saja Aga harus berjalan dengan tenang dan penuh hati-hati ada lubang di depan. Banyak juga karyawan berbisik karyawan A kinerjanya buruk, punya selingkuhan, tapi Aga tetap diam, mengevaluasi kinerja keduanya. Dan yaps memang begitulah keadaannya. Pimpinan memang harus hati-hati. Kadang mau adil tapi yang ngebisikin banyak banget. Apalagi kalau pimpinan masih muda pasti dianggap enteng dan banyak bisikan serta dianggap kecil. Lalu apa yang Aga lakukan. Bodo amat. Target selesai kasih reward sesuai, tidak sesuai ya siap-siap dievaluasi. Tidak peduli.

Setelah berhasil bekerjasama dengan Bapak Ibu yang jauh lebih tua dari Aga, cobaan belum berhenti, ternyata Aga dititipin anak komisaris yang kerjanya ampun deh…… kayaknya musti ngulang kuliah lagi itu anak. Pusing dan stres. Kalian kira pimpinan itu cuman makan gaji yang lebih tinggi dari karyawan? Kami memikirkan bagaimana supaya kalian tidak kekurangan makan juga di rumah loh. Ngurusin kalian biar Aga gak dzalim sama seseorang diantara kalian.

Yang paling berat apa? Yang paling berat adalah menjaga diri sendiri untuk tidak berbuat gila, berbuat onar, berbuat skandal, pokoknya jangannn sampai menjadi teladan yang buruk. Yang malu siapa? It’s me. Yes it’s me. Berat kan.

Kalau gak siap lahir batin jangan deh jadi pimpinan. Daripada dikirimin santet karena dzalim.

Akhirnya Aga tahu jadi pimpinan itu capek, jadi ketika perusahaan menawarkan gaji yang bisa 3x lipat yaitu dengan sekolah lagi dan balik dengan profesi berbeda Aga terima.

Nah sekarang Aga jadi karyawan lagi dan melihat ternyata derita karyawan itu cuma sulit mengutarakan hak. Itu doang, habis itu pulang bisa tidur merem enak. Hahahahaa! Tapi ga enaknya jadi karyawan itu kita tidak bisa langsung menerapkan apa yang kita mau ubah, kalau kita termasuk orang yang ingin berlari. Beberapa gagasan yang sebenarnya tidak memerlukan biaya dan waktu yang bisa mengakibatkan pelayanan menjadi baik kadang bisa ditolak karena misal akan menghambat korupsi si A atau kolusi si B. But it’s okay, kalau kita karyawan kita harus make friends dengan pembuat kebijakan biar didengar, asal gagasannya masuk akal dan menguntungkan perusahaan mereka pasti mau. Itu juga tergantung pemegang kekuasaan tertinggi di perusahaan ya, apakah orangnya bener atau tidak. Kalau sama-sama kolusi ya udah kerja dan nikmatin duit gaji terus pulang dan bertahan aja di kantor sampai pimpinan diganti.

So, itu dia hari-hari jadi leader dan follower. Semoga kita jadi followers yang ikut berlari atau jadi leaders yang anti dzalim.

Btw, Aga lagi ada di Brewlah coffee & roastery. Disini mereka menyajikan kopi standar tapi bikinnya enak. Dan harganya sekitar kurang dari setengah harga franchise kopi asal US itu. Kesini sendirian sambil nulis sore-sore terenak deh pokoknya.